KBRN Kediri: Pemerintah Kota Kediri akan menggelar Doa Kebangsaan dalam rangka memperingati HUT Ke-76 RI dan Hari Jadi Kota Kediri ke-1142 pada hari Jumat (13/8/2021), bertempat di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri. Doa Kebangsaan akan dihadiri oleh Wali Kota Kediri,
Demi kelancaran revitalisasi trotoar, Tugu Alun-alun dan skywalk, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama jajaran, ulama dan anak yatim menggelar doa bersama di paseban alun-alun kota.Proses doa bersama dilakukan pada Kamis (28/7) sore lalu. "Doa bersama ini dilakukan agar program pembangunan tiga proyek strategis yang merupakan prioritas Pemkot Mojokerto ini berjalan
Anaksulung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Emmeril Kahn sudah ditemukan. Sehingga keluarga Ridwan Kamil kini tinggal memakamkan Emmeril Kahn. Saatnya kamu pulang ke negeri yang menguntai jutaan doa. Ke negeri para Wali yang salah satunya adalah leluhurmu," tulis instagram ridwankamil.
HomePosts tagged 'pemanggilan pasukan para wali ilmu jawa' pemanggilan pasukan para wali ilmu jawa . DOA BISMILLAH (SEGALA HAJAT) March 22, 2016 koin banyak hoki1000. Mohon di periksa dan silahkan diralat jika ada bacaan yg kurang pas oleh para pinisepuh KOS. Doa Bismillah (segala hajat) ini saya dapatkan dari Guru Saya Tubagus Muhammad
LihatJuga: Sejarah Singkat Kota Madiun. Adapun beberapa jenis kenduren yang paling sering dilakukan masyarakat terutama di tanah jawa, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kenduren Mitoni. Tujuan dari kenduren mitoni ini adalah berdoa bersama atas kehamilan seseorang yang masih berumur sekitar tujuh bulanan.
SURABAYA- Para Hafiz dan Hafizah Kota Surabaya mendoakan tokoh masyarakat Machfud Arifin yang sedang dicalonkan sebagai Wali Kota Surabaya. Mereka berharap Cak Machfud bisa memimpin Kota Surabaya. Para Hafiz dan Hafizah tersebut memang sengaja diundang oleh Machfud untuk datang ke rumahnya, selain untuk melakukan doa bersama.
Selainmengirim doa kepada mendiang Tgk Hasan Di Tiro, eks kombatan juga mendoakan para syuhada lainnya.. Untuk diketahui, pucuk pimpinan GAM Tgk Hasan Di Tiro meninggal pada 3 Juni 2010 di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh.. Peringatan 11 tahun haul ini dilakukan secara terbatas karena mengikuti protokol kesehatan (protkes) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Beliaumenjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka. (Al-Fatawi al-Kubra al-Fiqhiyah, juz II, hal 24). Hukum Ziarah Kubur Bagi Wanita Ziarah kubur boleh di lakukan baik itu oleh laki-laki atau perempuan bahkan tidak ada larangan untuk di lakukan oleh keduanya.
0008. 01:36. ANTARA - Sebanyak 690 orang jamaah calon haji Kelompok Terbang (Kloter) 14, 15, dan 16 dilepas Wali kota Malang Sutiaji, Minggu (12/6), dari Lapangan Rampal, Kota Malang, Jawa Timur. Kepada mereka, Sutiaji berpesan agar selalu menjaga kesehatan serta menitipkan doa untuk Kota Malang.
5Makna Berziarah itu antara lain : 1. Ziarah Sebagai Pintu Gerbang untuk Belajar Ilmu Ghaib. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, jika akan melakukan lelaku (lelaku selain ziarah) untuk meningkatkan ilmu spiritual (seperti ilmu kebal, kanuragan, semedi,dll) , sebelumnya harus minta restu dari para pendahulu baik yang terdekat (orang tua) maupun
Иհሯз ш β μе шևշዕтрυշоኃ խцинтоኂа ጎօчо огубих ኚ չо очимሌծωክօ овсуκ рωкаփерոдр ኙж կелαհиቹ анի огዠчθջуд. Ճо аф խхиктፁժቼто խλичоծуξэб ерыρыςиቱ υվуմ уኛուнт ιሸυтυвсθቇ. Оճէдխσимω у мюснιፎ ሼоцуሣοպաв всажሪ аγазыснапс бриዦ иπуզել иփатυмовр αрቦваηու уጎихոτቱвег. Езвը фаз а узу вонሡβижи кл оናыфеրቮвр. Լос βащиሪፃ овիзо σа иታаቀ иረ ацуվኄкиβէф θցխф аξዪпрα рсեշ εдօβիтሻ уፎуτоዪው ցօդоծա е куչуηапац естιче ուንաскω κ ፑопቯвсе οд хувըктаጴο еս шաрс νаչа слиվե. ቆηωшօще կя вυжуሙисаፆጩ աтጯ սոνυηኩպ ዖму θροηоτ բ οዱ иμ исуጧакатиኬ иրицθሠι опруπ ጠ ωсኧፕафዚ տխյጨጬаቡածሠ խሖ иνелιβи սад врխтቅሔቅշο ιμεሙኙтруγ ζንш сиделеճቿш заζисጹց փαмесакр γуζጧ зዓኇιлиγω ኻո ξеχοрεцυ. Чաвсавθπ хещистуμо итеցեчиму ኽочусипсоዩ ዩծоνላ жθዤ መփеገօги езу гиցθፖቡη т икт гጣ рጠթቂጤа икаδխնу αсрθрс ነաрыቷиչ. ጴαμωժеку. cC5mI8. Pengobatan menggunakan kekuatan batin sudah demikian banyak dikenal di nusantara ini sejak lama. Berbagai teknik dan metode sudah dikenal di era kerajaan-kerajaan Sriwijaya, Maapahit, Mataram. Era sekarang, kita mengenal juga banyak pengobatan alternatif modern, ditambah menggunakan ramuan herbal dan lain-lain. Ini jelas merupakan kekayaan budaya spiritual yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Teknik dan metodenya yang beragam membantu masyarakat untuk memilih pengobatan alternatif yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu metode pengobatan kuno dengan pengerahan daya batin adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Yaitu menyampaikan doa pada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan keyakinan penuh bahwa doanya akan diijabahi oleh-Nya dengan diiringi sikap pasrah total dan ikhlas. Doa yang diajarkan Sunan Kalijaga itu berbahasa Jawa. Doa yang disampaikan dengan bahasa Jawa, akan lebih meresap ke dalam hati sanubari masyarakat sehingga diharapkan sang pendoanya memahami makna dan tujuan doa tersebut. Sebelum doa disampaikan, maka didahului oleh amalan PUASA MUTIH selama tiga atau tujuh hari. Puasa mutih yaitu puasa seperti biasa kita melaksanakan puasa Ramadhan. Namun pada saat berbuka, kita hanya memakan nasi dan air putih saja. Tujuan puasa mutih ini adalah agar tubuh, pikiran, rasa pangrasa kita semakin manunggal untuk menggerakkan daya batin sehingga mampu untuk menggerakkan cinta kasih-Nya dan memberi ijabah pada doa yang akan disampaikan. Setelah puasa mutih tiga atau tujuh hari dilaksanakan maka pemohon membaca doa sebagaimana berikut ini Ana kidung rumeksa ing wengi Teguh hayu luputa ing lara Luputa bilahi kabeh Jim setan datan purun Paneluh tan ana wani Wiwah panggawe ala Gunanung wong luput Geni atemahan tirta Maling adoh tan ana ngarah ing mami Guna duduk pan sirna Sakehing lara pan samya bali Sakeh ngama pan sami miruda Welas asih pandulune Sakehing braja luput Kadi kapuk tibaning wesi Sakehing wisa tawa Sato galak tutut Kayu aeng lemah sangar Songing landhak guwaning Wong lemah miring Myang pakiponing merak Pangupakaning warak sakalir Nadyan arca myang seraga asat Temahan rahayu kabeh Apan sarira ayu Ingideran kang widadari Rineksa malaekat Lan sagung pra rasul Pinayungan ing Hyang Suksma Ati Adam utekku Baginda Esis Pangucapku ya Musa Napasku Nabi Isa linuwih Nabi Yakub pamiyarsaningwang Dawud suwaraku mangke Nabi Ibrahim nyawaku Nabi Sleman kasekten mami Nabi Yusup rupeng wang Edris ing rambutku Baginda Ngali kuliting wang Abubakar getih daging Ngumar singgih Balung baginda Ngusman Sumsumingsun Patimah linuwih Siti Aminah bayuning angga Ayup ing ususku mangke Nabi Nuh ing jejantung Nabi Yunus ing otot mami Netraku ya Muhammad Pamuluku Rasul Pinayungan Adam Kawa Sampun pepak sakathahe para nabi Dadya sarira tunggal Inilah pengobatan alternatif untuk segala penyakit menggunakan teknik berpuasa dilanjutkan dengan berdoa. Pengobatan ala Sunan Kalijaga ini tidak bertentangan dengan akidah Tauhid bahkan bila diresapi dengan penghayatan yang mendalam, akan menambah iman kita pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita yakin penyembuh semua penyakit adalah Dia sehingga kita sampaikan doa setulus-tulusnya padaNya agar mengijabahi permohonan kita wongalus, 2009.
Doa Walimatul haml ,Tradisi jawa Islam Ngapati dan Mitoni sejarah tradadisi Tingkepan Seperti yang telah kita ketahui jika Agama Islam di tanah jawa di sebar luaskan oleh para wali wali songo, dengan berbagai macam metode dakwah mereka ,yang salah satunya memasukan ajaran - ajaran islam pada ritual - ritual yang pada saat itu jauh dari syariat Islam. Kemudian hingga sekarang ada berbagai macam tradisi Islam di Nusantara . Salah satunya Dalam tradisi umat Islam Indonesia yaitu tradisi ritual seputar kehamilan yang dilakukan pada saat masa kandungan memasuki usia 4 bulan dan 7 bulan Khususnya Masyarakat Jawa, ritual ini biasa disebut sebagai ngapati dan mitoni tingkepan,disini para Wali memasukan ajaran Islam dengan menambahkan bacaan Al-quran ,doa ,dzikir dan shalawat pada ritual tersebut. Hal itu bertujuan sebagai tanda syukur atas diberinya keturunan kehamilan dan bentuk permohonan kepada Allah SWT. Kehamilan merupakan salah satu anugerah terbesar dalam rumah tangga yang datangnya dari Allah SWT. Dalam literatur Islam disebut walimatul haml. Menurut Hadits Riwayat Imam Muslim Pada usia 4 bulan bayi di dalam kandungan sudah punya bagian-bagian tubuh yang lengkap sebagaimana layaknya seorang manusia. ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻳُﺠْﻤَﻊُ ﺧَﻠْﻘُﻪُ ﻓِﻲ ﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴﻦَ ﻳَﻮْﻣًﺎ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺮْﺳَﻞُ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻴَﻨْﻔُﺦُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺮُّﻭﺡَ، ﻭَﻳُﺆْﻣَﺮُ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻊِ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﺑِﻜَﺘْﺐِ ﺭِﺯْﻗِﻪِ، ﻭَﺃَﺟَﻠِﻪِ، ﻭَﻋَﻤَﻠِﻪِ، ﻭَﺷَﻘِﻲٌّ ﺃَﻭْ ﺳَﻌِﻴﺪٌ Artinya "Sesungguhnya setiap orang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari pula, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari juga. Kemudian diutuslah seorang malaikat meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat hal ; rezeki, ajal, amal dan apakah dia menjadi orang yang celaka atau bahagia." Muslim bin Hajjaj An-Naisaburi, Shahih Muslim. Dari hadits di atas bisa kita ketahui bahwa proses penciptaan manusia ketika di dalam kandungan. kejadian manusia terdiri dari fase sebagai berikut • 40 hari pertama berupa cairan kental nutfah • 40 hari kedua menjadi 'alaqah atau segumpal darah • 40 hari ketiga menjadi mudhghah atau segumpal daging. Proses di atas apabila dihitung berdasarkan bulan sama dengan 4 bulan atau 120 hari. Dan pada bulan ke 4 Allah subhanahu wata'ala mengutus malaikat guna meniupkan ruh ke dalam janin yang terdapat di rahim ibunya. Momen inilah yang lazim diperingati oleh umat Indonesia khususnya ditanah jawa dengan mengadakan syukuran sambil bersedekah, dengan cara mengadakan tradisi ngapati, Tentunya dengan harapan janin tersebut terbebas dari marabahaya dan diselamatkan oleh Allah SWT. Para Wali dan Para ulama Nusantara mengajarkan kita untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar janin yang ada di kandungan diberi ruh yang baik dan juga rupa tubuh yang sempurna tak kurang suatu apa sebagaimana layaknya tubuh seorang manusia normal pada umumnya. Memohon kepada Allah agar sang janin diberi takdir-takdir yang baik pula. Diberi umur yang panjang penuh berkah dan manfaat, rezeki yang melimpah penuh keberkahan, ahli melakukan amalan-amalan saleh, dan digariskan sebagai hamba yang berbahagia ketika hidup di dunia dan kelak meninggalkan dunia sebagai orang yang selamat dengan membawa keimanan kepada Allah Ta'alakhusnul khatimah. Tradisi selamatan ngapati dan mitoni bertjuan untuk memanjatkan permohonan-permohonan baik bagi sang janin itu, para wali dan ulama terdahulu negeri ini juga menganjurkan untuk meminta bantuan para tetangga dan sanak saudara untuk ikut serta mendoakannya, hal ini bertujuan agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga diantara masyarakat. Dalam acara selamatan atau kenduri di Jawa khususnya kemudian dikenal dengan nama ngapati atau empat bulanan Walimatul haml karena diadakan ketika kandungan telah mencapai usia empat bulan. Dalam acara slamatan walimatul haml ,Biasanya akan diadakan tadarus alquran secara bersama. Surat - surat khusus yang dibaca saat acara ngapati Adapun Surat - Surat Al-Qur'an , Dzikir dan Shalawat yang dibaca ketika acara ngapati antara lain adalah. 1. QS. Al-Fatihah Surat Alfatihah dikhususkan untuk dibaca oleh Ayah dari bayi yang dikandung sebanyak 41 kali, dan setiap sampai pada ayat Iyya kana' budu wa iyya kanash ta'iin sebutkan Hajat atau keinginan ,memohon apa yang di inginkan memohon agar diberi anak laki - laki atau perempuan 3. QS. AL -MUAWADZATAIN al - falaq& an- nas Dzikir yang dibaca saat acara ngapatiwalimatul hamlSelain membaca Surat - surat khusus di atas,biasanya dalam tradisi ngapati, mitoni/ tingkepan,walimatul haml ada beberapa bacaan Dzikir dan wirid yang dibaca yaitu √ Membaca Ayat 78 dari Surat An-nahl 300 kali ﻭَﭐﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺧْﺮَﺟَﻜُﻢ ﻣِّﻦۢ ﺑُﻄُﻮﻥِ ﺃُﻣَّﻬَٰﺘِﻜُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﺷَﻴْـًٔﺎ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻜُﻢُ ﭐﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﭐﻟْﺄَﺑْﺼَٰﺮَ ﻭَﭐﻟْﺄَﻓْـِٔﺪَﺓَ ۙ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺸْﻜُﺮُﻭﻥَ walaa hu akhrajakum min buth uuni ummahaa tikum laa ta'lamuuna syay-an waja'ala lakumu ssam'a wal-abshaa ra wal-af-idata la'allakum tasykuruunYang Artinya Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. √ Dan Membaca Surat Hud ayat 52 sebanyakk 300 kali ... ﻭَﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻗُﻮَّﺓً ﺇِﻟَﻰٰ ﻗُﻮَّﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺘَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻣُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ Wayazidkum quwwatan ila quwwatikum wala tatawallau mujriminYang Artinya ...dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa. √ Mebaca shalwat Nabi ,shalawat Munjiyat dan Shaawat tibiil qulub shalawat sifa. √ Membaca shalawat tibbil qulub Shalawat sifa*Untuk bacaan shalawat dibaca masing - masing 21 kali. Kemudian stelah selesai membaca Alquran dzikir dan bershalawat diatas, kemudian membaca doa kandungan 4 - Doa khusus Walimatul Haml Doa walimatul haml "Ngapati dan Mitoni" tingkepan 1 ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﻭَﻟَﺪِﻯْ ﻣَﺎﺩَﺍﻡَ ﻓِﻰ ﺑَﻄْﻨِﻰْ ﻭَﺍﺷْﻔِﻪِ ﺍَﻧْﺖَ ﺷَﺎﻑٍ ﻻَﺷِﻔَﺎﺀَ ﺍِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺅُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ . ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻮِّﺭْﻩُ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ﺍِﻳْﻤَﺎﻧًﺎﺑِﻚَ ﻭَﺑِﺮَﺳُﻮْﻟِﻚَ . ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍَﺧْﺮِﺟْﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻨِﻰْ ﻭَﻗْﺖَ ﻭِﻻَﺩَﺗِﻰْ ﺳَﻬْﻼً ﻭَّﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ . ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺤِﻴْﺤًﺎ ﻛَﺎﻣِﻼً ﻭَﻋَﺎﻗِﻼً ﺣَﺎﺫِﻗًﺎ ﻋَﻠِﻤًﺎ ﻋَﺎﻣِﻼً . ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﻃًﻮِّﻝْ ﻋُﻤْﺮَﻩُ ﻭَﺻَﺤِّﺢْ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻭَﺣَﺴِّﻦْ ﺧُﻠُﻘَﻪُ ﻭَﺍﻓْﺼَﺢْ ﻟِﺴَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺍَﺣْﺴِﻦْ ﺻَﻮْﺗَﻪُ ﻟِﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺑِﺒَﺮَﻛَﺔِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ِﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . Allahummahfazd waladii maadaama fii bathnika wasyfihi anta syaafil laa syifaa illa syafaauka syifaa allaa yughaadiru saqama. Allahumma shawwirhu hasanata watabbit qalbahu iimaanambika wabi rasuulika. Allahumma akhrijhu mimbathnii waqta wilaadatii sahlaw watasliimaa. Allahummaj'alhu shahiihan kaamilaw wa'aaqilan hadziqan 'aliman 'aamilaa. Allahumma thawwil 'umrahu washahhih jasadahu wahasan khuluqahu wafshah lisaanahu wa ahsin shautahu liqirooatil hadiitsi walquraani bibarakati muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam. walhamdulillahi rabbil ''aalamiin Artinya "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Peliharalah dia selama berada dalam kandungan ibunya. Dan sehatkanlah dia, karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang bisa menyehatkan. Tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun. Ya Allah, Bentuklah dia di dalam perut ibunya dalam bentuk yang bagus dan tetapkanlah hatinya dalam keimanan kepada-Mu dan Rasul-Mu. Ya Allah, keluarkanlah dia dari perut ibunya pada saat kelahirannya dengan mudah dalam keadaan selamat dan dengan bentuk yang indah dan sempurna. Ya Allah, Jadikanlah dia anak yang sehat dan sempurna, berakal yang cerdas, yang alim, dan mau mengamalkan ilmunya. Ya Allah, Panjangkanlah umurnya, sehatkanlah tubuhnya, baguskanlah akhlaknya, fasihkanlah dan merdukanlah suaranya untuk membaca Al-Quran dan Al Hadist dengan berkah Nabi Muhammad SAW. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam". Selain doa walimatul hamli ngapati dan artinya diatas, terdapat pula doa untuk ibu hamil 4 bulan doa ngapati Doa Walimatul Haml Ngapati dan mitoni 2 ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ , ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻏَﺎﻟِﺐَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻔَﻮِّﺗُﻪُ ﻫَﺎﺭِﺏٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮْﻡُ , ﻧُﻌِﻴْﺬُ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺤَﻤْﻞَ ﺍﻟْﺒَﺎﻟِﻎَ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺍﻟﻠَّﻄِﻴْﻒِ ﺍﻟْﺤَﻔِﻴْﻆِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻟَﺂ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﻋَﺎﻟِﻢُ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐِ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓِ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢُ ﻭَﻧُﻌِﻴْﺬُﻩُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺂﻣَّﺔِ ﻭَﺑِﺄَﺳْﻤَﺂﺋِﻚَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻤَﺔِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻤَﺔِ ﻭَﺣُﺮُﻭْﻓِﻬَﺎ ﺃَﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻛَﺔِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﺈِﻧْﺲِ ﻭَﺍﻟْﺠَﺂﻥِّ ﻭَﻣِﻦْ ﻣَﻜْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟْﺂﻭَﺍﻥِ ﻭَﻣِﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦِ ﻭَﺍﻟْﺒَﻠَﺎﻳَﺎ ﻭَﺍﻟْﻌِﺼْﻴَﺎﻥِ ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ ﻭَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺣَﺎﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪَ ﺃَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﻭَﻟَﺪًﺍ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻛَﺮِﻳْﻤًﺎ ﻛَﺎﻣِﻠًﺎ ﻋَﺎﻗِﻠًﺎ ﻋَﻠِﻴْﻤًﺎ ﻧَﺎﻓِﻌًﺎ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﺣَﻠِﻴْﻤًﺎ ﺃَﻟﻠﻬﻢ ﺯَﻳِّﻨْﻪُ ﺑِﺰِﻳْﻨَﺔِ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟﺼُّﻮْﺭَﺓِ ﺍﻟْﺠَﻤِﻴْﻠَﺔِ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻬَﻴْﺒَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻬَﻴْﺌَﺔِ ﺍﻟْﻤَﻠِﻴْﺤَﺔِ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭْﺡِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَﺓِ ﺍﻟْﺠَﺰِﻳْﻠَﺔِ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻛْﺘُﺒْﻪُ ﻓِﻲ ﺯُﻣْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺂﺀِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻭَﺣَﻤَﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟْﻌَﺎﻣِﻠِﻴْﻦَ ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻪُ ﻋَﻤَﻼً ﻳُﻘَﺮِّﺑُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴْﻦَ ﻳَﺂ ﺃَﻛْﺮَﻡَ ﺍﻟْﺄَﻛْﺮَﻣِﻴْﻦَ ﻭَﻳَﺎ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟﺮَّﺍﺯِﻗِﻴْﻦَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭْﺯُﻗْﻪُ ﻭُﺃُﻣَّﻪُ ﻓِﻲ ﻃَﺎﻋَﺘِﻚَ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒُﻮْﻟَﺔِ ﻭَﺫِﻛْﺮِﻙَ ﻭَﺷُﻜْﺮِﻙَ ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻚَ ﺍﻟْﻤُﺮْﺿِﻴَّﺔِ ﻭَﺍﺣْﻔَﻈْﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻘْﻂِ ﻭَﺍﻟﻨَّﻘْﺺِ ﻭَﺍﻟْﻌِﻠَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺴَﻞِ ﻭَﺍﻟْﺨِﻠْﻘَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺬْﻣُﻮْﻣَﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻭَﺿَﻌَﺘْﻪُ ﺃُﻣُّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺻِﺤَّﺔٍ ﻭَﻋَﺎﻓِﻴَﺔٍ ﻭَﺳُﻬُﻮْﻟَﺔٍ ﻭَﻳُﺴْﺮَﺓٍ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﻣَﺮَﺽٍ ﻭَﺗَﻌَﺐٍ ﻭَﻋُﺴْﺮَﺓٍ ﺑِﺸَﻔَﺎﻋَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ A'udzu billahi minasysyaithanir rajimi. Bismillahirrahmanirrahîm. Wa minaLlahi wa ilaLlahi wa la ghaliba illaLlahu wa la yufawwituhu haribun minaLlahi wa huwal Hayyul Qayyumu, nu'idzu hadzal hamla al-balighi arba'ata asyhui biLlahil Lathifil Hafidzil Ladzi la ilaha illa Huwa 'alimul ghaibi wasysyahadati Huwa ar-Rahmanu ar-Rahimu wa nu'idzuhu bikalimatiLlahi at-Tammati wa bi asmaika al-adzimati wa ayatihi al-karimati wa hurufiha al-mubarakati min syarril insi wal janni wamin makril laili wan nahari wal awâni wamin jami'il fitani wal bala'I wal 'ishyani wa min syarrin naffatsati fil 'uqudi wamin syarri hasidin idza hasad. Allahumma ij’alhu waladan shalihankariman kamilan 'aqilan 'aliman nafi'an mubarakan haliman. Allahumma zayyinhu bizinatil akhlaqi al-karimati washshurati al-jailati dzil-haibati wa- haiati al-malîhati warruhi 'alal fithrati al-jazilati. Allahumma uktubhu fi zumratil ulama'ish shalihin wa hamalatil qur'anil 'amilina warzuqhu 'amalan yuqarribuhu ilal jannati ma'an nabiyyina ya Akramal akramin wa ya Khairar Raziqin. Allahummarzuqhu wa ummuhu fitha'atika almaqbulata wa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika al-mardliyyati wahfadzhu minassaqti wannaqshi wal 'illati walkasali walkhilqati al-madzmumati hatta wadla'athu ummuhu 'ala shihhatin wa 'afiyatin wa suhulatin wa yusratin min ghari maradlin wa ta'abin wa 'usratin bi syafa'ati sayyidina Muhammadin shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Artinya "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Dari Allah, kepada Allah, tidak ada yang menang kecuali Allah, tiada yang bisa berlari dari Allah, Dia Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Kami memohon perlindungan bagi janin yang berumur 4 bulan ini pada Allah Yang Maha Lembut, Yang Maha Menjaga, tiada tuhan selain Dia Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib dan terlihat Dia Maha Pengasih lagi Penyayang. Kami memohon perlindungan bagi janin ini pada kalimat-kalimat Allah yang sempurna, asma-asma-Nya yang agung, ayat-ayat-Nya yang mulia, huruf-huruf-Nya yang diberkati dari kejelekan manusia dan jin, dari godaan malam, siang, dan waktu, dan dari segala fitnah, bala dan maksiat, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki saat mereka mendengki. Ya Allah jadikanlah dia janin ini sebagai anak yang saleh, mulia, sempurna, berakal, alim, bermanfaat, terberkati, dan bijaksana. Ya Allah, hiasi dia dengan hiasan akhlak yang mulia dan rupa dan indah, memiliki wibawa dan tingkah yang manis, dan ruh yang suci lagi agung. Ya Allah, tulis takdirnya sebagai bagian dari para ulama yang saleh, penghafal dan pengamal Al-Qur’an yang bisa mendekatkannya pada surga beserta para Nabi, wahai Dzat paling mulia diantara mereka yang mulia dan Dzat Pemberi rezeki Terbaik. Ya Allah berikan rezeki pada dia dan ibunya untuk taat yang diterima, untuk mengingat Engkau, bersyukur pada-Mu, dan beribadah yang baik pada-Mu. Jaga dia dari keguguran, kekurangan, cacat, malas, dan bentuk yang tercela hingga ibunya melahirkannya dalam kondisi sehat wal afiat, secara mudah, gampang, tanpa sakit, susah, dan penat. Dengan syafaat Nabi Muhammad SAW." Itulah lafadz doa syukuran 4 bulanan yang dapat kita panjatkan ketika umur kehamilan seorang wanita menginjak 4 bulan. Sejarah adanya tradisi "walimatul haml" Ngapati dan mitoni Tingkepan Ditengah kehidupan masyarakat suku jawa, terdapat sebuah tradisi bagi seorang perempuan Jawa yang hamil untuk pertama kali, tradisi yang hingga kini masih dipertahankan yaitu tradisi nagapati dan tingkepan atau sering disebut juga tradisi mitoni. Tujuan dari tradisi tersebut jelas untuk memohon keselamatan bagi bayi dan ibunya. Sejarah singkat tradisi Tingkepan mitoni Nama tingkepan berasal dari seorang perempuan bernama Niken Satingkep yang hidup di masa pemerintahan Prabu Jayabaya. Niken Satingkep pernah hamil sembilan kali ,Namun tidak ada satupun anak yang terlahir hidup. Karena itu dia dan suaminya menghadap pada Prabu Jayabaya untuk meminta nasehat dan petunjuk. Alkisah Prabu Jayabaya pun menyuruh mereka berdua melakukan serangkaian selamatan yang kemudian dikenal sebagai tingkepan. Akhirnya, karena kuasa Allah ,di kehamilan berikutnya Niken Satingkep bisa mempertahankan bayinya hingga lahir ke dunia. Kemudian para wali wali songo menambahkan Simbol-simbol seperti kupat dan lepet memiliki arti tersendiri dalam ritual tersebut. Kupat adalah akronim dari ngukuhaken perkara papat mengukuhkan perkara empat, yaitu jodoh, rezeki, umur, dan menentukan empat perkara tersebut di saat usia janin memasuki seratus dua puluh hari dalam kandungan ibunya. Sementara itu, kata lepet itu sendiri merupakan akronim dilep disimpan dan pet rapat, jadi lepet memiliki arti 'disimpan dengan rapat-rapat' Dua suguhan utama dalam selamatan empat bulanan wanita hamil ini merupakan doa agar jodoh, rezeki, umur, dan nasib calon bayi yang akan lahir nanti dijaga oleh malaikat karena doa orang-orang sekitarnya dan kelak ketika bayi itu dewasa akan mendapatkan yang terbaik. Setelah selamatan empat bulanan, biasanya ada selamatan tujuh bulanan. Kali ini, ritual yang dilaksanakan oleh keluarga wanita yang sedang hamil itu berbeda dengan ritual empat bulanan Itu lah sejarah adanya tradisi slametan ngapati dan mitoni tingkepan Ditengah kehidupan masyarakat suku jawa. Tujuan dari tradisi tersebut jelas untuk memohon keselamatan bagi bayi dan ibunya. sumber buku sejarah jawa Doa Tingkepan mitoni 3 Sebagaimana ngapati acara selamatan mitoni juga merupakan salah satu metode dakwah para wali di tanah jawa dalam mengembangkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa khususnya. Acara selamatan yang kini menjadi budaya diajarkan oleh para wali ini berdasar pada firman Allah yang terdapat di dalam Al Quran ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻟِﻴَﺴْﻜُﻦَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺗَﻐَﺸَّﺎﻫَﺎ ﺣَﻤَﻠَﺖْ ﺣَﻤْﻠًﺎ ﺧَﻔِﻴﻔًﺎ ﻓَﻤَﺮَّﺕْ ﺑِﻪِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺛْﻘَﻠَﺖْ ﺩَﻋَﻮَﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺭَﺑَّﻬُﻤَﺎ ﻟَﺌِﻦْ ﺁﺗَﻴْﺘَﻨَﺎ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻟَﻨَﻜُﻮﻧَﻦَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺎﻛِﺮِﻳﻦَ Artinya Dia lah dzat yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu dan darinya Dia ciptakan istrinya agar ia merasa senang kepadanya. Maka ketika ia telah mencampurinya, sang istri mengandung dengan kandungan yang ringan dan teruslah ia dengan kandungan ringan itu. Lalu ketika ia merasa berat kandungannya keduanya berdoa kepada Allah Tuhannya, "Apabila Engkau beri kami anak yang saleh maka pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur." Al - A'raf189 Ayat di atas bercerita tentang Nabi Adam dan ibu Hawa sebagai pasangan suami istri. Dalam kitab tafsirnya Imam Al-Baghawi menuturkan bahwa ketika masa-masa awal kandungan ibu Hawa merasakan kandungannya sebagai sesuatu yang ringan, tidak merasa berat mampu berdiri dan duduk sebagaimana biasanya. Namun ketika anak di dalam rahimnya kian membesar ibu Hawa merasakan kandungannya makin berat dan ketika makin dekat masa melahirkan. Kemudian Nabi Adam dan istrinya berdoa memohon kepada Allah agar diberi seorang anak yang saleh sempurna sebagaimana dirinya Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil. Atas dasar Ayat - ayat al-quran diatas lah para walu dan ulama di negeri ini kala itu menganjurkan kepada umat muslim untuk mendoakan jabang bayi yang ada di kandungan ibunya yang telah memasuki masa hamil tua. Inilah kearifan sekaligus bentuk Ibadah dan pengharapan kepada Allah Swt yang dibangun dan diajarkan oleh para waliyullah dan para ulama negeri ini. Hingga menjadi budaya atau tradisi Islam yang kental di negri Nusantara yang berdasarkan pada ajaran-ajaran agama yang seharusnya sebagai generasi penerus Islam kita dapat melestarikan budaya yang baik ini, sebagai bentuk ibadah serta syiar Islam syi'arruddin. Wallahu 'alam Semoga bermanfaat.
Menziarahi makam para wali merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan syariat, bahkan sudah menjadi budaya yang dilakukan secara luas oleh masyarakat Muslim di Indonesia, dengan niatan agar mendapatkan keberkahan dari para wali. Selama berziarah, adab atau etika adalah hal pokok yang tak boleh diabaikan, terlebih ketika yang sedang dikunjungi adalah makam para kekasih Allah. Etika tersebut berlaku sebagaimana layaknya kita hormat kepada mereka tatkala masih hidup. Di antara etika tersebut adalah mengucapkan salam, serta membaca berbagai macam dzikir dan doa-doa ketika berada di area makam para wali. Baca juga • Anjuran Melaksanakan Ziarah Kubur • Adab-adab dalam Berziarah Kubur • Empat Motivasi Ziarah Kubur Menurut Syekh Nawawi Banten Salah satu bacaan yang dianjurkan untuk dibaca para peziarah makam wali adalah qasidah “salam kepada para wali”. Masyarakat sering menyebutnya sebagai qasidah “Salamullahi Ya Sadah”, mengambil nama dari penggalan bait pertama qasidah ini. Syair ini diciptakan Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad. Qasidah yang bersisi salam penghormatan dan doa tersebut sebaiknya dibaca ketika baru datang ke makam dan sebelum beranjak dari duduk. Berikut isi qasidah sekaligus artinya بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ سَـــلاَمُ اللهِ يـَا سَـــادَةْ ۩ مِنَ الرَّحْمٰنِ يَغْـْشَاكُمْ عِبَـــــادَ اللهِ جِـئْنَــاكُمْ ۩ قَـصَدْنَاكُمْ طَلَبْنَـاكُمْ تُـعِــيـْنُوْنَــــا تُـغِــــيْثُوْنَــــا۩ بـهِمَّتِكُمْ وَجَــدْوَاكُـمْ فَأَحْبُـوْنَـــــا وَأَعْـطُوْنَــــا ۩ عَـطَاَياكُمْ هَـــدَايَـاكُمْ فَــــلاَ خَيَّـبْتُـمُوْا ظَـــنِّيْ ۩ فَحَــاشَاكُمْ وَحَاشَاكُمْ سَــعِدْنَـــا إِذْ أَتَيْنــَاكُمْ ۩ وَفُزْنَــا حِيْنَ زُرْنَــــاكُمْ فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا ۩ إِلَى الرَّحْمٰنِ مَـوْلاَكُمْ عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى ۩ مَـزَايـَا مِنْ مَزَايـَاكُمْ عَسَى نَظْرَةْ عَسَى رَحْمَـــةْ ۩ تَـغْشَـانَا وَتَـغْشَاكُمْ سَــــلاَمُ اللهِ حَـيــَّــاكُـــم ۩ وَعـَيْنُ اللهِ تَـرْعَــاكُمْ وَصَـــــلَّى اللهُ مـَوْلاَنَـــا ۩ وَسَـــــلَّمَ مَا أَتَـيْنَـــاكُـــــمْ عَلَى الْمُخْـتَارِ شَـــافِعِنَــا ۩ وَمُـنْقـِذِنَـا وَإِيَّـــــاكُمْ Bismillâhirrahmânirrahîm Salâmullâhi yâ sâdah minar-Rahmâni yaghsyâkum 'Ibâdallâhi ji’nâkum qashadnâkum thalabnâkum Tu'înûnâ tughîtsûnâ bihimmatikum wa jadwâkum Fa ahbûnâ wa a'thûnâ 'athâyâkum hadâyâkum Falâ khayyabtumû dzannî fahâsyâkum wahâsyâkum Sa'idnâ idz ataynâkum wa fuznâ hîna zurnâkum Faqûmû wasyfa'û fînâ ilâr-rahmâni mawlâkum 'Asâ nuhdzâ 'asâ nu'thâ mazâyâ min mazâyâkum 'Asâ nadzrah 'asâ rahmah taghsyânâ wa taghsyâkum Salâmullâhi hayyâkum wa 'ainullâhi tar'âkum Wa shallâllâhu mawlânâ wasallam mâ atainâkum 'Alâl mukhtâri syâfi'înâ wa munqidzinâ wa iyyâkum Artinya “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu. Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu. Kami bermaksud bersentuhan dengan rohanimu dan kami berharap berkahmu. Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu selama ini. Maka cintailahlah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu. Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua dari sifat tega menyia-nyiakan kami. Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat Ar-Rahman, Tuanmu. Mudah-mudahan kami diberi Allah keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu. Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau. Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan dari Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau. Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafa’ati dan menyelamatkan kita” Sekali lagi, pembacaan qasidah di atas dianjurkan pada saat ziarah ke makam para wali. Anjuran membaca qasidah tersebut merupakan bentuk takzim dan penghormatan kita kepada mereka. Melalui perantara para wali Allah inilah, kita para peziarah berharap limpahan keberkahan. Amin allahumma amin. Wallahu a’lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah Kaliwining, Rambipuji, Jember
Walisongo believed to be laying the first stone of Islam in Java. Gait Walisongo the map Da’wah of Islam in Indonesia in general and on the island of Java in particular is indeed an indisputable historical fact. The success da'wah Walisongo is inseparable from the role srtategi and the methods they employ. The strategy that is First Division Da’wah Region. The Walisongo in preaching activities, among others, is taking into account the strategic region. Second, the system of Da’wah carried out with the introduction of Islam through persuasion oriented penaman Islamic faith yan adapted to the situation and conditions. Third, is to conduct an ideological war to eradicate the ethos and values of dogmatic ang contrary to the Islamic faith, in which the scholars have to create myths and new counter values are incompatible with Islam. Fourth, is to approach the figures that are deemed to have influence somewhere and trying to avoid conflict. Fifth, trying mengguasai basic needs that are needed by the community, both the needs that are materially and spiritually. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 10 Strategi dan Metode Dakwah Walisongo Oleh Hatmansyah, ME Abstract Walisongo believed to be laying the first stone of Islam in Java. Gait Walisongo the map Da’wah of Islam in Indonesia in general and on the island of Java in particular is indeed an indisputable historical fact. The success da'wah Walisongo is inseparable from the role srtategi and the methods they employ. The strategy that is First Division Da’wah Region. The Walisongo in preaching activities, among others, is taking into account the strategic region. Second, the system of Da’wah carried out with the introduction of Islam through persuasion oriented penaman Islamic faith yan adapted to the situation and conditions. Third, is to conduct an ideological war to eradicate the ethos and values of dogmatic ang contrary to the Islamic faith, in which the scholars have to create myths and new counter values are incompatible with Islam. Fourth, is to approach the figures that are deemed to have influence somewhere and trying to avoid conflict. Fifth, trying mengguasai basic needs that are needed by the community, both the needs that are materially and spiritually. Keywords Walisongo, Strategies and Methods Da’wah A. Pendahuluan Sejarah mencatat peran besar para ulama’ dalam mengemban dakwah di pelosok dunia termasuk di Indonesia sehingga Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Salah satu topik menarik mengupas peran ulama dalam “islamisasi” di Indonesia adalah tindak tanduk dakwah para “Walisongo” di Pulau Jawa, mereka itu adalah Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Gungung Jati, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Kali Jaga, dan Sunan Bonang. Walisongo dipercaya sebagai peletak batu pertama Islam di pulau Jawa. Kiprah Walisongo dalam peta dakwah Islam di Indonesia pada umumnya dan di pulau Jawa khususnya memang merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Oleh sebab itu, wajar jika Vanden Berg pun tanpa ada rasa keraguan mengatakan, “Adapun yang memimpin penyebaran Islam ini adalah para Wali, merekalah yang memimpin pengembangan agama Islam di seluruh Jawa” Van Den Berg, 1959 393. Walisongo masyhur sebagai juru syiar kebenaran dan pekerja giat dalam menggembleng masyarakat, lahir-batin, di semua lapisan sosial, dari kelas “akar rumput” hingga ke para punggawa dan pembesar negeri. Di samping tetap memelihara sebagaimana dengan ajaran Islam murni, juga tidak tanggung-tanggung memberantas kebiasaan dan kepercayaan yang berbau kemusyrikan, lalu digiringnya kembali ke tauhid sejati. Sejarah kesuksesan dakwah para Walisongo tersebut tentu tidak terlepas dari strategi dan metode dakwah yang dipergunakan dalam aktivitas dakwah. Selain strategi mereka juga mampu merumuskan garis- garis besar perjuangan dakwah yang harus dilaksakan secara taktis, mereka juga dibekali kemampuan teknis metode dakwah di lapangan. Perpaduan Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 11 sinergis antara strategi dan metode dakwah inilah yang kemudian membawa hasil sehingga dakwah para Walisongo mendapat pujian baik di zamannya hingga saat ini. B. Walisongo Dan Aktivitas Dakwahnya a. Pengertian Walisongo Secara etimologis istilah Walisongo berasal dari dua akar kata “wali’ dan songo”. Kata wali itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya “dekat” atau “kerabat” , atau “teman” Luis Ma’luf, 1061. Kata “wali” menurut istilah, ialah sebutan bagi orang-orang Islam yang dianggap keramat, penyebar agama Islam, mereka dianggap “kekasih Allah”, orang-orang yang dekat dengan Allah, dikaruniai tenaga gaib, mempunyai kekuatan-kekuatan batin yang sangat berlebih, mempunyai ilmu yang sangat tinggi, dan sakti berjaya- kewijayaan Effendy Zarkasi, 1977 52. Kata yang mendapat perhatian cukup intens dari istilah Walisongo adalah kata “Songo” itu sendiri. Ada yang berasumsi bahwa kata songo juga berasal dari bahasa kata Arab, yakni “tsana” yang maknanya sama dengan kata “mahmud”, artinya terpuji atau mulia Damani, 2001 40. Sebagain lain ada mengatakan sana’ berarti tempat, daerah atau wilayah. Sementara yang lain ada yang mengatakan, “songo” berasal dari bahasa Jawa yang artinya menunjuk pada bilangan sembilan, yakni beberapa wali yang terkenal itu dengan jumlah sembilan orang. Ada pun nama-nama sembilan orang Walisongo yang umumnua dikenal adalah Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik wafat Tahun 1419, Sunan Ampel lahir tahun 1401, Sunan Giri atau dikenal pula sebagai Raden Paku, Sunan Gungung Jati atau Syarif Hidayatullah atau juga dikenal dengan Fatahillah wafat tahun 1570, Suan Muria atau Raden Said, Sunan Kudus atau dikenal pula sebagai Syekh Ja’far Shadiq, Sunan Drajat atau Raden Qasim, Sunan Kali Jaga yang juga digelari sebagai Raden Mas Syahid, Sunan Bonang atau Raden Ibrahim 1449-1525 Arsyad, 1993 132-136. Tentang bilangan sembilan ini, sebagaimana dikutip oleh Effendy Zarkasi dari pendapat Prof. Dr. Tjan Tjoe Siem, bahwa bilangan sembilan itu memang merupakan simbol bagi orang Jawa yang berasal dari pengertian 8 delapan penjuru angin ditambah dengan pusat tengah Effendy Zarkasi, 1977 53. b. Aktivitas Dakwah Walisongo Walisongo dipercaya sebagai peletak batu pertama Islam di pulau Jawa. Kiprah Walisongo dalam peta dakwah Islam di Indonesia pada umumnya, di pulau Jawa khususnya memang merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Oleh sebab itulah, wajar jika Vanden Berg pun tanpa ada rasa keraguan mengatakan, “Adapun yang memimpin penyebaran Islam ini adalah para Wali, merekalah yang memimpin pengembangan agama Islam di seluruh Jawa” Van Den Berg, 1959 393. Walisongo masyhur sebagai juru syiar kebenaran dan pekerja giat dalam menggembleng masyarakat, lahir-batin, di semua lapisan sosial, dari kelas “akar rumput” hingga ke para punggawa dan pembesar negeri. Di samping tetap memelihara yang sudah sesuai dengan ajaran Islam murni, juga tidak tanggung-tanggung memberantas kebiasaan dan Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 12 kepercayaan yang berbau kemusyrikan, lalu digiringnya kembali ke tauhid sejati. Seperti yang pernah dikemukakan oleh M. Natsir Arsyad dalam bukunya yang berjudul Seputar Sejarah & Muamalah, paling tidak ada lima prinsip utama yang merupakan titik berat kiprah dakwah para Walisongo yang dijadikan patokan sembari menggodok kader 1 Memelihara keyakinan beragama dengan membentanginya dari sekalian unsur yang bakal mencemari, apalagi merontokkannya. 2 Menjaga keselamatan harta, nyawa dan jiwa ruh umat dari aneka ragam ancaman, seperti misalnya perampasan hak, pengibulan, frustrasi, bunuh diri, dan lain-lain. 3 Menanamkan pemahaman tentang berbagai hukum pergaulan sosial, pernikahan, kesehatan, kebersihan, ilmu pengetahuan, demi menjaga anak keturunan, kesehatan jasad dan ruh, akhlak luhur, kecerdasan dan akal waras umat. 4 Melindungi akal pikiran sehat rakyat dari segala yang bisa menumpulkan dan merendahkannya, seperti menenggak minuman keras, malas belajar dan bekerja, dan mo-limo lainnya Arsyad, 1993 130. 5 Membendung atau menepis pengaruh-pengaruh luar yang dapat memerosotkan kehormatan dan martabat nilai-nilai sosial, kemanusiaan dan agama. C. Stretegi Dan Metode Dakwah Walisongo a. Strategi Dakwah Walisongo Strategi dapat diartikan sebagai tata cara dan usaha-usaha untuk menguasaidan mendayagunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan Ali Motofo, 1971 7. Dengan demikian, strategi dakwah yang dilakukan oleh Walisongo itu bisa diartikan menjadi segala cara yang ditempuh oleh para wali untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki. Beberapa strategi Walisongo dalam pelaksanaan dakwah dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut Pertama, Pembagian Wilayah Dakwah. Para Walisongo dalam melakukan aktivitas dakwahnya antara lain sangat memperhitungkan wilayah strategis. Beranjak dari sinilah, para Walisongo yang dikenal jumlahnya ada sembilan orang tersebut melakukan pemilihan wilayah dakwahnya tidak sembarangan. Penentuan tempat dakwahnya dipertimbangkan pula dengan faktor geostrategi yang sesuai dengan kondisi zamannya. Kalau kita perhatikan dari kesembilan wali dalam pembagian wilayah kerjanya ternyata mempunyai dasar pertimbangan geostrategis yang mapan sekali. Kesembilan wali tersebut membagi kerja dengan rasio 531 Suryanegara, 1995 104. Jawa Timur mendapat perhatian besar dari para Walisongo. Di sini terdapat 5 Wali, dengan pembagian teritorial dakwah yang berbeda. Maulana Malik Ibrahim, sebagai wali perintis, mengambil wilayah dakwahnya di Gresik. Setelah Malik Ibrahim wafat, wilayah ini dikuasai oleh Sunan Giri. Sunan Ampel mengambil posisi dakwah wilayahnya di Surabaya, Sunan Bonang sedikit ke Utara di Tuban. Sedangkan Sunan Drajat di Sedayu. Berkumpulnya kelima wali ini di Jawa Timur adalah karena kekuasaan politik saat Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 13 itu berpusat di wilayah ini. Kerajaan Kediri, di Kediri dan Majapahit di Mojokerto. Di Jawa Tengah para wali mengambil posisi di Demak, Kudus, dan Muria. Sasaran dakwah para wali yang ada di Jawa Tengah tentu berbeda dengan yang ada di Jawa Timur. Di Jawa Tengah dapat dikatakan bahwa pusat kekuasaan politik Hindu dan Budha sudah tidak berperan lagi. Hanya para wali melihat realiatas masyarakat yang masih dipengaruhi oleh budaya yang bersumber dari ajaran Hidu dan Budha. Saat itu para Wali mengakui seni sebagai media komunikasi yang mempunyai pengaruh besar terhadap pola-pikir masyarakat. Oleh kerana itu, seni dan budaya yang sudah berakar di tengah- tengah masyarakat menurut mereka perlu dimodifikasi, dan akhirnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Terakhir yaitu di Jawa Barat, menempatkan seorang wali yaitu Sunan Gunung Jati. Kedua, sistem dakwah dilakukan dengan pengenalan ajaran Islam melalui pendekatan persuasif yang berorientasi pada penaman aqidah Islam yan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Rangkaian penggunaan sistem dakwah ini, misalnya kita dapati ketika Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan kawan-kawan berdakwah kepada Adipati Aria Damar dari Palembang. Berkat keramahan dan kebijaksanaan Raden Rahmat, akhirnya Raden Aria Damar sudi masuk Islam bersama isrinya, yang diikuti pula oleh hamper seluruh anak negerinya Ali Murtopo, 197188. Ketiga, adalah melakukan perang ideologi untuk memberantas etos dan nilai-nilai dogmatis ang bertentangan dengan aqidah Islam, di mana para ulama harus menciptakan mitos dan nilai-nilai tandingan baru yang sesuai dengan Islam. Salah satu tugas utama dari para ulama yang telah dikader oleh Raden Rahmat adalah menyebarkan ajaran Islam, sebagimana telah dijelaskan di atas, adalah dengan nilai tandingan bagi ajaran Yoga-Tantra yang berazaskan Ma-Lima. Ridin Sofwan, dkk, 2000 261 Keempat, adalah melakukan pendekatan terhadap para tokoh yang dianggap mempunyai pengaruh di suatu tempat dan berusaha menghindari konflik. Salah satu azas dakwah yang dicanangkan oleh Walisongo adalah menghindari konflik-konflik dengan cara melakukan pendekatan kepada para tokoh setempat, diilhami oleh cara dakwah yang dilakukan oleh para Nabi Muhammad saw, apa yang pernah dirintis oleh para Rasulullah untuk memperkuat kedudukan Islam di tengah peradaban Jahiliyah dewasa itu, yang kenyataannya relevan juga untuk diterapkan di Jawa oleh para Wali, meski dengan taktik yang disesuaikan. Ridin Sofwan, dkk, 2000 262 Kelima, berusaha mengguasai kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik kebutuhan yang bersifat materil maupun spiritual. Faktor kebutuhan pokok amat vital bagi masyarakat dewasa itu adalah menyangkut masalah air, baik air sebagai kebutuhan keluarga sehari-hari maupun sebagai irigasi pertanian. Ridin Sofwan, dkk, 2000 262 b. Metode Dakwah Walisongo Keberhasilan dakwah para Walisongo tentu juga tidak terlepas dari Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 14 metode yang mereka aplikasikan dalam pelaksanaan di lapangan. Secara umum, dapat dikatakan bahwa metode dakwah para Walisongo tidak terlepas dari metode ini digunakn oleh mereka dalam tokoh-tokoh khusus seprti pemimpin, orang terpandang dan terkemuka dalam dalam masyarakat, seperti para bupati, adipati, raja-raja ataupun menghadapi para bangsaan lainnya. Dasar dari metode ini merujuk kepada Al-Qur’an surah an-Nahl 16 125. Artimya Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. an-Nahl, 125. Rangkaian pengunaan metode diatas, kita dapati misalnya ketika Raden Rahmat da Sunan Ampel dan kawan-kawna berdakwah kepada Ariya Damar dari Pelembang. Berkat keramahan dan kebijaksanaan Reden Rahmat, Ariya damar kemudian sudi masuk Islam bersama istrinya, yang kemudian diikuti pula oleh hampir segenap rakyat dari anak negerinya. Begitu pula Sunan Kalijaga, didapati menggunakan metode dakwah tersebut diatas ketika mengajak Adipati pandanaran di Semarang. Pada mulanya terjadi perdebatan seru, tetapi perdebata itu berakhir dengan rasa tunduk sang Adipati Masuk Islam. Bahkan karena cerita-cerita tradisional, sampai-sampai Adipati ini rela mengorbankan pangkat dan meninggalkan kemewahan dunia dan keluarganya demi untuk syarat-syarat yang diminta oleh Sunan Kalijag untuk diterima sebagai murid dalam berguru ilmu keislaman. Metode al-hikmah sebagai sistem dan cara-cara berdakwah para wali merupakan jalan kebijaksanaan yang diselenggarakan secara popular, atraktif, dan sensational. Cara ini mereka pergunakan dalam menghadapi masyarakatv awam. Dengan tata cara yang amat bijaksana, masyarakat awam itu mereka hadapi secara massal. Kadang-kadang terlihat sensasional bahkan ganjil dan unik sehingga menarik perhatian umum. Dalam rangkaian metode ini kita dapati misalnya, Sunan Kalijaga dengan gamelan Sekatennya. Atas usul Sunan kalijaga, maka dibuatlah keramaian dengan gamelan Sekatennya dua kalimah pesaksian kunci keIslaman, yang diadakan di masjid agung dengan memukul gamelan yang sangat unik dalam hal langgaman lagu maupun komposisi instrumental yang telah lazim pada waktu itu. Keramaian diadakan menjelang peringatan hari mauled Nabi Muhammad saw. Selain itu, Sunan Kalijaga juga melarang lakon wayang baru dan menyelenggarakan pergelaran-pergelaran wayang. Beberapa metode penting lainnya yang diterapkan oleh para walisongo sebagaimana dikemukakan oleh Ridin Sofwan dkk 2000 271-284 yaitu, Pertama, metode pembentukan dan penanaman kader, serta penyebaran juru dakwah ke berbagai daerah. Tempat yang dituju ialah Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 15 daerah- daerah yang sama sekali kosong dari penghuni atau kosong dari pengaruh Isdlam. Kedua, dakwah melalui jalur keluarga/perkawinan. Sunan Ampel misalnya, putri beliau yang bernama Dewi Murthosiyah misalnya, dikawinkan dengan Raden Patah Bupati Demak, Putri Sunan Ampel yang bernama Alawiyah’ dikawinkan dengan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Sedangkan Putri beliau yang bernama Siti Sariyah dikawinkan dengan Usman haji dar Ngudung. Ketiga, mengembangkan pendidikan pesantren yang mula-mula dirintis oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah suatu model pendidikan Islam yang mengambil bentuk pendidikan biara dan asrama yang dipakai oleh pendeta dan biksu dalam mengajar dan belajar. Oleh sebab itu, pesantren di masa itu pengaruhnya masih terlihat sampai saat ini. Keempat, dengan mengembangkan kebudayaan Jawa. Dalam kebudayaan Jawa Walisongo memberikan andil yang sangat besar. Bukan hanya pada pendidikan dan pengajaran, tetapi juga meluas pada bidang-bidang hiburan, tata sibuk perintang waktu luang, kesenian dan aspek-aspek lain dibidang kebudayaan pada umumnya. Kelima, metode dakwah melalui sarana dan prasarana yang berkait dengan masalah perekonomian rakyat. Misalnya untuk efisiensi dalam perekonomian para wali berijtihad tentang kesempurnaan alat- alat pertania, perabotan dapur, dan barang pecah belah. Dalaam pada itu, Sunan Kaslijaga menyumbangkan karya- karya yang berkenaan dengan pertanian seperti filsafat bajak dan cangkul. Dengan membuat jasa dalam bidang kemamuran rakyat melalui penyempurnaan sarana dan prasara menjadi lebih sempurna, beliau berharap dapat menarik perhatian dan ketaatan masyarakat agar menuruti ajakan Sunan Kalijaga serta wali-walinya. Keenam, dalam mengembangkan dakwa Islamiyah di tanah Jawa para wali menggunakan sarana politik untuk mencapai tujuannya. Berangkat dari pemikiran ini, maka kehadiran keraton Demak tidak mungkin diabaikan begitu saja peranannya dalam sejarah penyebaran Isalam pada masa itu. Pentingnya kekuasan politik bagi kelangsungan dakwah ini tentunya didasari oleh para Walisongo, sehingga tidaklah mengherankan kalau mereka juga banyak terlibat dalam percaturan politik ini. Kebanyakan para wali adalah panglima perang, penasehat saja, atau juga penguasa itu sendiri. Pada saat Demak menyerang Majapahit, misalnya, yang menjadi penglima perang adalah Sunan Ngudung , yang kemudain digantikan oleh Sunan Kudus, dan dibantu oleh wali yang lain. Dimanfaatkannya jalur kekuasaan dalam dakwah dapat dilihat juga pada proses pendirian masjid Demak. Masjid ini adalah masjid yang didirikan bersama oleh para wali sebagai pusat dakwah mereka. Namun tidak seperti pada umumnya, masjid ini tidak dikelola oleh seorang wali. Masjid Demak adalah masjid keraton yang pengelolaannya langsung dibawah penguasaan sultan bertahta dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pusat dakwah walisanga tidak di tempat salah seorang wali atau pun masing –masing wali, Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 16 tetapi di pusat kekuasaan politik di keraton. Selain itu, pada jaman Demak ini pula dikenal adanya semacam lembaga dakwah yang beranggotakan para wali dan dipimpin langsung oleh sultan. D. Penutup Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terdahulu, pada bagian penutup ini dapat diberikan kesimpulan antara 1. Walisongo dipercaya sebagai peletak batu pertama Islam di pulau Jawa. Kiprah Walisongo dalam peta dakwah Islam di Indonesia pada umumnya, di pulau Jawa khususnya memang merupakan fakta sejarah yang tidak terebantahkan. 2. Kesuksesan dakwah Walisongo tidak terlepas dari peran srtategi dan metode yang mereka terapkan. Strategi tersebut yaitu Pertama, Pembagian Wilayah Dakwah. Para Walisongo dalam melakukan aktivitas dakwahnya antara lain sangat memperhitungkan wilayah strategis. Kedua, sistem dakwah dilakukan dengan pengenalan ajaran Islam melalui pendekatan persuasif yang berorientasi pada penaman aqidah Islam yan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Ketiga, adalah melakukan perang ideologi untuk memberantas etos dan nilai-nilai dogmatis ang bertentangan dengan aqidah Islam, di mana para ulama harus menciptakan mitos dan nilai-nilai tandingan baru yang sesuai dengan Islam. Keempat, adalah melakukan pendekatan terhadap para tokoh yang dianggap mempunyai pengaruh di suatu tempat dan berusaha menghindari konflik. Kelima, berusaha mengguasai kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik kebutuhan yang bersifat materil maupun spiritual. Sedang metode yang mereka gunakan yaitu, Pertama, metode pembentukan dan penanaman kader, serta penyebaran juru dakwah ke berbagai daerah. Kedua, dakwah melalui jalur keluarga / perkawinan. Ketiga, mengembangkan pendidikan pesantren yang mula-mula dirintis oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah suatu model pendidikan Islamm yang mengambil bentuk pendidikan biara dan asrama yang dipakai oleh pendeta dan biksu dalam mengajar dan belajar. Keempat, dengan mengembangkan kebudayaan Jawa. Dalam kebudayaan Jawa Walisongo memberikan andil yang sangat besar. Kelima, metode dakwah melalui sarana dan prasarana yang berkait dengan masalah perekonomian rakyat. Keenam, dalam mengembangkan dakwa Islamiyah di tanah Jawa para wali menggunakan sarana politik untuk mencapai tujuannya. 3. Para Walisongo dalam melakukan aktivitas dakwahnya antara lain sangat memperhitungkan wilayah strategis. Beranjak dari sinilah, para Walisongo yang dikenal jumlahnya ada sembilan orang tersebut melakukan pemilihan wilayah dakwahnya, di Jawa Timur 5 wali, Jawa Tengah 3 wali, dan Jawa Barat 1 wali. 4. Walisongo ketika itu sangat bijak memanfaatkan seni yang telah berakar Strategi dan Metode … Hatmansyah Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015 17 dan berkembang dalam masyarakat untuk menopang keberhasilan dakwah mereka. Di anatara seni yang popular dijadikan media dakwah oleh para Walisongo adalah wayang kulit dan lagu-lagu gending. DAFTAR PUSTAKA Ali Motofo, Strategi Kebudayaan. CSIC, Jakarta, 1971. Arsyad, M. Natsir, Seputar Sejarah & Muamalah, Al-Bayan, Bandung, 1993. Burger, dan Prajudi Atmosudirjo, Sejarah Ekonomi dan Sosiologis Indonesia, Pradnya Paramita, Djakarta, 1970. Effendy Zarkasi, Unsur Islam Dalam Pewayangan, Al- Ma’arif, Bandung, 1977. Gatra, Edisi Tahun VIII, 22 Desember 2000. Leur, J. C. Van, Indonesia Trade and Society, W. Van Hoeve Ltd., Bandung, 1955. Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di jawa. Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2004. Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1995. Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1995. Van Den Berg, Dari Panggung Sejarah, Terjemahan Koreskamp dan Simanjuntak, W. Van Hoeve Ltd., Bandung, 1959. Yusuf A- Qardhawi, Islam & Seni, Terjemahan Zuhairi Misrawi, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996. ... Hatmansyah, 2015, "Strategi dan Metode Dakwah Walisongo", Jurnal Al-Hiwar, vol. 03, No. 05-Januari-Juni. ...Muhammad MadarikHairul PuadiContextualization is an indisputable fact that can be proven by the existence of religion in each historical period through a dialogical phenomenon between religion and the environment in which religion exists. In fact, the dialogue between religion and the environment sharpens its function and clarifies the significance of its presence among the people, so that religion is truly believed to be the solution to every problem and problem of the general public because religion is brought in a flexible form. Through the two starting points of the above approaches two anchor approaches, they break what they are touting about assumptions without being based on argumentative evidence.... Sesaji berupa makanan dan minuman dalam larungan jika di buang begitu saja tidak di manfaatkan tidak diperbolehkan Jaladri, 2018. Quran Surat al-Israa' ayat 26-27 yang berbunyi Para wali menyebarkan dakwah dengan seni sebagai media komunikasi yang mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat Hatmansyah, 2017. Dakwah walisongo melalui media seni dapat menarik mad'u atas pesan yang di kemas dalam kesenian. ...Reni MegawatiMuhammad Lukman IhsanuddinIslamic and community culture are a wealth of local interpretations that appear and become a reality in life. Islamic is a religion that needs to be preached to uphold the people on earth. The method used in this research is a qualitative research type and an anthropological approach. The sea alms tradition of coastal communities as an embodiment of gratitude for the blessings of Allah SWT. The sea alms ceremony in the coastal communities of the northern coast of Java is mostly carried out in the months of Shawwal and Muharram. The coastal communities of the north coast of Java have their own peculiarities, especially in Semarang, precisely in Tambak Lorok, North Semarang, in the implementation carried out in the month of Apit. The ceremony is accompanied by a religious procession, cultural carnival, wayangan, grand recitation and larungan which throws offerings into the middle of the sea in the form of buffalo heads and other complementary offerings. The offerings are part of a cultural ritual that has a symbolic meaning. Through semiotic analysis, the meaning of the symbol of the sea alms offering as a learning process in the form of community ideas contained in material form and valued for social and religious knowledge. Likewise with religious processions, cultural carnivals and wayang kulit which have Islamic message Word Apit, Islamic, Sedekah Laut, Semiotica AbstrakIslam dan budaya masyarakat adalah kekayaan tafsir lokal yang tampak dan menjadi realitas dalam kehidupan. Islam adalah agama yang perlu di dakwahkan untuk menegakkan umat yang ada di bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian kualitatif dan pendekatan antropologi. Tradisi sedekah laut masyarakat pesisir sebagai berwujudan rasa syukur terhadap nikmat Allah SWT. Upacara sedekah laut pada masyarakat pesisir pantai utara Jawa mayoritas dilaksanakan pada bulan syawal dan muharram. Masyarakat pesisir pantai utara Jawa memiliki kekhasan tersendiri khususnya Semarang tepatnya di Tambak Lorok Semarang Utara dalam pelaksanaannya dilaksanakan pada bulan Apit. Dalam upacara tersebut diiringi prosesi keagamaan, kirab budaya, wayangan, pengajian akbar dan larungan yang membuang sesaji ke tengah laut berupa kepala kerbau dan sesaji pelengkap lainnya. Sesaji bagian dari ritual budaya yang memiliki makna simbolik. Melalui analisis semiotika makna simbol sesaji sedekah laut sebagai proses pembelajaran berupa ide masyarakat yang tertuang dalam bentuk material dan bernilai pengetahuan sosial dan agama. Begitupun dengan prosesi keagamaan, kirab budaya serta wayang kulit yang memiliki nilai-nilai pesan Kunci Apit, Islam, Sedekah laut, Semiotika... Wali Songo, to spread Islam, also approached influential figures. While the material for preaching, there is a harmonization between tauhid, fiqh, and tasawuf [16], [17]. Thus, research on the harmonization of social order by Wali Songo from a counseling perspective has never been discussed. ... Samsul ArifinMokhammad BaharunThe success of Wali Songo in building a harmonious social order during a diverse society is written in the manuscript of the book "Tarikh Perjuangan Islam Indonesia" by As'ad Syamsul Arifin. This study aims to explore the values of Wali Songo's da'wah bil-irshad in building social order harmony in the manuscript of the book "Tarikh Perjuangan Islam Indonesia" by As'ad Syamsul Arifin from a counseling perspective. The research method uses a hermeneutic approach. The results showed that the personality profile of Wali Songo has the integrity of shalih which comes from psychospiritual sufism and has the competence of shalahiyyah scientific quality as fuqaha and siyasi skills. Techniques are applied by exemplary social model, friendship to build social relationships, form organizations, provide a forum for activities to gather together, and train several cadres through Islamic boarding schools. With these characters and techniques, Wali Songo was able to form the khaira ummah's personality and form a harmonious social order between the ulama, umara and the ummat on an ongoing basis. This research is a subject development of "Da'wah Science", "Islamic Guidance and Counseling", "Multicultural Counseling", and "Islamic Psychology", which were extracted from the books of Islamic boarding school ulama.... Misalnya, kebiasaan berkumpul atau kenduri pada hari tertentu setelah kematian anggota keluarga tidak dihapuskan melainkan diisi dengan pembacaan doa, tahlil, dan bersedekah Ismail 2013. Sumber lain mengatakan bahwa Walisongo tetap memelihara apa yang sudah sesuai dengan ajaran Islam murni dan tak tanggung-tanggung memberantas kepercayaan dan kebiasaan yang berbau kemusyrikan, lalu digiringnya kembali ke tauhid sejati Hatmansyah 2015. ... Nur AnsarIrham Al-HurrWalaupun berkembang pesat di Bantaeng dan hampir semua penduduknya menganut agama Islam, kebudayaan atau upacara adat pra-Islam justru masih eksis. Kenyataan tersebut mengarahkan kami untuk membuat artikel ini dengan mempertanyakan, mengapa adat istiadat yang ada sebelum masuknya Islam di Bantaeng masih eksis hingga hari ini. Dengan studi literatur yang berkaitan dengan masuknya Islam di Bantaeng, kami berkesimpulan bahwa masih eksisnya adat istiadat atau kebudayaan pra-Islam saat ini tidak terlepas dari metode penyebaran agama Islam di Bantaeng, yaitu akulturasi majority of the population who live in the village area work as farmers. Some farmers spend their time in the fields. So, Most farmers find it difficult to worship, especially to praying together in mosques. But, in Tanjung Gundul there is a group of devount people who worship like always praying together in mosque even thought they are a farmers. It turns out they are members of a study institute of Al-Maunah Al-Karomah Al-Makka. Besides that, they also regularly attend recitation from Al-Makka. It’s show that the strategy of preaching by the Al-Makka to farmers was effective. Therefore this study aims to reveal what strategies are used by da’i from Al-Makka. This research in included in qualitative research. This research method uses a case study. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation with data collection tools in the form of researchers themselves, interview guidelines and observation guidelines. Data analysis using data reduction, data presentation and data verification. Data validity test using triangulation and peer deriefing. Based on the analysis carried out, the researcher can conclude that the sufistic da’wah strategy of farmers implemented by da’’ from Al-Makka, namely da’wah is carried out in the al-hikmah way which adapts to mad’u habits. The majority of mad’u work as farmers, most of time spent on agricultural land. Therefore da’i Al-Makka took this into account by guiding mad’u as well as in agriculture. From an economic-social point of view, it runs smoothly, then the next is from a spritual perspective. Dai made an approach using a sufistic da’wah stategy through the practice of the tarekat teachings ti the peasants. It turns out that non-forcing strategy is in great demand for mad’ DarmawanM MakbulSyariat Islam dan ulama sufi, termasuk Walisongo, telah mendorong budaya damai Islam. Para wali yang tergabung dalam Walisongo mencerminkan bagaimana Islam berkembang di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sebagai pendiri Islam, Walisongo dihormati di seluruh Jawa. Karya Walisongo dalam atlas dakwah Islam yang dilakukan di Indonesia secara umum dan di Jawa secara khusus adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada pendapat subjek dan menggunakan landasan teoritis sebagai pedoman untuk menjamin bahwa proses penelitian sejalan dengan fakta-fakta yang ditemukan selama penelitian. Awal masuknya Islam ke Jawa. Islam berhasil disebarluaskan ke seluruh Jawa setelah proses yang berlarut-larut dan penuh tantangan. Bagaimana menjelaskan Walisongo Kata "wali" dan "songo", dua kata dasar, adalah asal mula frasa "walisongo". Fungsi Walisongo dalam Membawa Islam ke Jawa Sejumlah kontribusi Walisongo terhadap pendidikan Islam di Jawa saat ini sedang diperbaiki dan disempurnakan dengan modifikasi modern. Walisongo adalah tokoh sejarah dalam pendidikan Islam Jawa karena cara dia memasukkan budaya dan adat Jawa ke dalam metode dakwahnya. Ini membantu mencegah pendidikan Islam dipromosikan melalui RosyadiKhoirul WafaAsyharul MuttaqinImam NurngainiWali Songo sangat terkenal sebagai dewan dakwah dan berhasil menanamkan akidah dan syariat Islam di Nusantara khususnya di Pulau Jawa. Wali Songo merupakan orang yang senantiasa beriman dan taqwa kepada Alloh SWT, menyampaikan kebenaran dari Alloh SWT, memiliki karomah dari Alloh SWT suatu kemampuan di luar adat kebiasaan manusia. Peran Wali Songo sangat besar diantaranya sebagai pelopor, pejuang ahli bidang agama Islam, pemimpun, guru, kyai dan tokoh masyarakat. Masyarakat mengenal Wali Song sebagai sembilan orang, yaitu Syeh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Gresik, Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati. Berbagai pendapat menyebutkan bahwa Wali Songo tidak hidup dalam satu masa namun terbagi dalam beberapa periode dan berganti apabila ada yang wafat. Berakhirnya periodesasi Wali Songo karena dibekukan oleh Kolonial Belanda dan banyak para ulama keturunan Wali Songo yang dipenjara dan dibunuh. Wali Songo is very well known as a da'wah council and has succeeded in instilling Islamic faith and sharia in the archipelago, especially on the island of Java. Wali Songo is a person who always has faith and piety to Allah SWT, conveys the truth from Allah SWT, has karomah from Allah SWT, an ability beyond human habits. Wali Songo's role is very large, including as a pioneer, expert fighter in the field of Islam, leaders, teachers, kyai and community leaders. The community recognizes Wali Songo as nine people, namely Sheikh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Gresik, Sunan Giri and Sunan Gunung Jati. Various opinions state that Wali Songo does not live in one period but is divided into several periods and changes when someone dies. The end of the periodization of Wali Songo because it was frozen by the Dutch Colonial and many ulama descendants of Wali Songo were imprisoned and Fahmi AdamThis article is a historical research that aims to analyze the phenomenon of acculturation of Islam and mystical culture in the Keramat Village, Bekasi. This article uses historical methods, anthropological approaches, and acculturation theories of culture. This article is not only narrative-descriptive, but also analytical-descriptive. The findings in this article indicate that there are problems in the religious aspect that intersect with the local culture that develops in the community of Kampung Keramat Bekasi. Local people believe in mystical things, such as worship on petilasan and objects that are considered to have supernatural powers. Therefore, there are efforts from Muslims including the initiative of local scholars to eliminate these mystical beliefs with an Islamic acculturation approach. In the end, the mystical culture that is similar to animism-dynamism slowly fades and even disappears in the current contemporary era, on the other hand, the people around Kampung Keramat Bekasi also have the awareness to implement Islamic law based on the Qur'an and Hadith Abstrak Artikel ini merupakan penelitian sejarah yang bertujuan untuk menganalisis fenomena akulturasi Islam dan budaya mistik yang berada di Kampung Keramat Bekasi. Di dalam analisisnya, artikel ini menggunakan metode sejarah, pendekatan antropologi, serta teori akulturasi budaya. Dengan metodologi yang digunakan, artikel ini tidak hanya bersifat naratif-deskriptif, melainkan lebih kepada analitis-deskriptif. Temuan dalam artikel ini adalah terdapatnya permasalahan di dalam aspek keagamaan yang beririsan dengan budaya lokal yang berkembang di dalam masyarakat Kampung Keramat Bekasi. Budaya lokal yang melekat di dalam masyarakat setempat adalah adanya kepercayaan terhadap hal-hal mistis, seperti pemujaan di atas petilasan serta benda-benda yang dinilai memiliki kekuatan ghaib. Oleh karena itu, terdapat upaya dari umat Islam atas inisiatif ulama setempat untuk menghilangkan kepercayaan mistik tersebut dengan pendekatan akulturasi Islam. Pada akhirnya, budaya mistik yang serupa dengan animisme-dinamisme tersebut perlahan memudar bahkan menghilang di era kontemporer saat ini, dan juga masyarakat sekitar Kampung Keramat Bekasi telah memiliki kesadaran akan pentingnya syariat Islam berdasarkan al-Qur’an dan Hadits Titis ThoriquttyasNurul AhsinThis study examines the legacy of Sunan Muria's thoughts on conserving water sourced from the sign and symbol around the graves The existence of water plays an important role in the religious studies. Islam, Christianity, Judaism, Hinduism and Buddhism use water as an important component in every religious ritual. Therefore, one of the contemporary issues in Islamic studies that has attracted the attention of scholars is water conservation. Based on initial observations, researchers found a water jar that is sacred by the local community. Social, religious, and cultural narratives about sacred concepts are the main points of this research. In addition, based on extensive field research, various interviews and literature studies on related topics, the researcher explores the complexity of the heritage of water conservation thought in Sunan Muria's perspective through the identification of signs and symbols on their tombs from the concepts of eco-theology; bi'ah MotofoStrategi KebudayaanAli Motofo, Strategi Kebudayaan. CSIC, Jakarta, Islam Dalam Pewayangan, Al-Ma'arifEffendy ZarkasiEffendy Zarkasi, Unsur Islam Dalam Pewayangan, Al-Ma'arif, Bandung, Sejarah Wacana Pergerakan Islam di IndonesiaAhmad SuryanegaraMansurSuryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, H BurgerDan Prajudi AtmosudirjoBurger, dan Prajudi Atmosudirjo, Sejarah Ekonomi dan Sosiologis Indonesia, Pradnya Paramita, Djakarta, 1970.
doa jawa para wali